GERAKAN RASA WASTRA INDONESIA

Authors

  • Kurniawaty Yusuf
  • Abdul Qadir Jaelani

Abstract

Wastra berasal dari bahasa Sansekerta yang bermakna kain tradisional. Sebagai negara yang memiliki 37 provinsi, Indonesia memiliki beragam kekayaan Wastra. Setiap Wastra memiliki nilai filosofis dan mencerminkan karakter-karakter budaya bangsa. Ada Songket dari Padang, Tenun Sutra dari Sengkang, Ulos dari Batak, Tapis dari Lampung, Blongket dari Palembang, Grising dari Desa Tenganan Bali, Batik Jumputan dari Jawa, Tenun Tolaki dari Kendari, Batik dari Jawa, dan masih banyak lagi. Hanya tak semua masyarakat Indonesia menyadari kekayaan Indonesia akan Wastra. Keprihatinan dan kecintaan Monique pada Wastra Indonesia, membuatnya fokus pada gerakan cinta Wastra Indonesia. Banyak kegiatan yang dilakukan Monique untuk mengenalkan dan mengangkat kedudukan Wastra, bukan hanya sebagai Wastra yang digunakan pada upacara adat. Tetapi dapat digunakan sebagai pakaian sehari-hari. Kegiatan seperti membuat Ruang Rasa Kumpul, Ruang Rasa Belajar, Ruang Rasa Pamer Kreasi, dan Ruang Rasa Kasih melibatkan berbagai kalangan, mulai dari penggiat Wastra, penikmat Wastra, bahkan sebagai pemerhati Wastra, berkumpul semua untuk memahami dan mencintai Wastra Indonesia. Monique berharap melalui gerakan cinta Wastra yang dibaginya pada media Instagram @rasaWastraindonesia, masyarakat mulai mengenal bahkan berubah cinta pada Wastra Indonesia. Monique juga menyasar generasi muda, gen Z dan Milenial sebagai pewaris kekayaan Wastra Indonesia. Sehingga kelak Wastra Indonesia menjadi ciri khas bangsa Indonesia dan masyarakat Indonesia khususnya generasi muda menjadi bangga memiliki dan menggunakannya. “Karena siapa lagi yang mampu menghargai Wastra Indonesia kalau bukan bangsa itu sendiri,” imbuh Monique di setiap kesempatan berbicara mengenai Wastra Indonesia.

Downloads

Published

2022-12-30

How to Cite

Yusuf, K., & Jaelani, A. Q. (2022). GERAKAN RASA WASTRA INDONESIA. Konvergensi : Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 3(2), 333-347. Retrieved from https://journal.paramadina.ac.id/index.php/IK/article/view/709