Pola Berpikir Abstrak pada Mahasiswa dalam Proses Akademik

Authors

  • Elis Ningsih
  • Johan Nurwardana
  • Elfandrian Putra
  • Fang Riyu

DOI:

https://doi.org/10.51353/inquiry.v15i01.928

Keywords:

Berpikir abstrak, proses pembelajaran, mahasiswa

Abstract

Peneliti ingin mengetahui pola berpikir abstrak pada mahasiswa terkait dengan prosespembelajaran, dimana berpikir abstrak berkaitan erat dengan perencanaan jangka panjang yangmemerlukan komponen rinci serta aspek konsekuensi dan evaluasi jika diperlukan. Kemampuanberpikir abstrak tergambar dari kemampuan seseorang dalam menilai dan bertindak tidak hanyasecara fungsional, misalnya kursi tidak hanya dinilai sebagai tempat duduk, tetapi dalam suatusituasi, kursi juga dapat menjadi pijakan untuk memungut benda-benda tinggi. Prosespembelajaran adalah suatu proses dimana terdapat kegiatan interaksi antara dosen dan mahasiswaserta komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi pendidikan untuk mencapai tujuanpembelajaran. Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif berusia 18-25 tahun.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknikpengumpulan data melalui pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) dengan 15 responden. Hasilpenelitian melalui analisis tematik menunjukkan pemikiran abstrak dalam proses belajarditunjukkan mahasiswa dengan idealisme mengenai kualitas mahasiswa, berpikir antisipatifmengenai manfaat belajar untuk masa depan mereka, serta memaknai proses belajar sebagaitahapan yang kompleks, bukan hanya sekedar mendengarkan ceramah, dan memahami sistempendukung eksternal dalam menunjang hasil pembelajaran.

References

Asseri, M. M. Y. (2020). Abstract Thinking of

Practicum Students at Najran

University in Light of Piaget's Theory

and Its Relation to Their Academic

Level.

Bafadal. (2005). Pengelolaan Perpustakaan

Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Boyatzis, R. E. (1998). Transforming

qualitative information: Thematic

analysis and code development. Sage

Publications, Inc.

Dahar. (1996). Teori-Teori Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Darwish, A. H. (2014). The abstract thinking

levels of the science-education students

in Gaza universities. Asia-Pacific Forum

on Science Learning and Teaching,

Volume 15, Issue 2, Article 1, p.1.

Djamarah, S. B., dan Zain, A. (2013). Strategi

Belajar Mengajar. Cetakan Ke- 5.

Jakarta: Rineka Cipta.

Dumontheil I. (2014). Development of

abstract thinking during childhood and

adolescence: the role of rostrolateral

prefrontal cortex. Developmental

cognitive neuroscience, 10, 57–76.

https://doi.org/10.1016/j.dcn.2014.07

.009

Dunn, A. (2006). Assessing the Validity and

Reliability of a Piagetian based Paper-

Pencil Test. Unp

Ginsburg, H.; and Opper, S. (1988). Piaget's

Theory of Intellectual Development,

Prentice-Hall: London: UK.

Herdiansyah, H. (2015). Metodologi Penelitian

Kualitatif untuk Ilmu Psikologi. Jakarta:

Salemba Humanika.

Gunarsa, S. G. Y. (2011). Perkembangan anak

dan remaja. Jakarta: PT. Libri.

Hartaji, R. D. A. (2012). Motivasi berprestasi

pada mahasiswa yang berkuliah

dengan jurusan pilihan orang tua.

Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas

Gunadarma.

Huitt, W. G., Monetti, D.M., dan Hummel, J.H.

(2009). Direct Approach to Instruction.

Instructional-Design Theories and

Models: Building a Common Knowledge

Base, Volume III. (ed) Charles M.

Reigeluth dan Alison A. Carr-Chellman.

New York: Taylor and Francis,

INQUIRY Jurnal Ilmiah Psikologi Vol.15 No.1 Juli 2024 hlm 14-26 26

Publisher.

Hafizhuddin, M. I. (2019). Hubungan antara

Self Disclosure melalui Status WA dan

Kualitas Hidup pada Mahasiswa di

Universitas Muhammadiyah Surabaya

(Doctoral dissertation, Universitas

Muhammadiyah Surabaya).

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI). [Online]

Available at: http://kbbi.web.id/pusat,

[Diakses 24 Juli 2023].

Nasution, S. (1998). Berbagai Pendekatan

dalam Proses Belajar Mengajar.

Jakarta: Bumi Aksara.

Nugraha, M. (2018). Manajemen kelas dalam

meningkatkan proses pembelajaran.

Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen

Pendidikan, 4(01), 27-44.

Polkinghorne, D.E. (1989). Pheomenological

Research Methods. In: Valle, R.S. and

Halling, S. Eds., Existential-

Phenomenological Perspectives in

Psychology: Exploring the Breadth of

Human Experience, Plenum Press, New

York, 41-60. https://doi.org/

10.1007/978-1-4615-6989-3_3

Roberts, P. (2010). Abstract thinking: a

predictor of modelling ability,

http://www.cs.colostate.edu/models0

9/edu Papers/1_RobertsnFinal.pdf.

Rustaman. (2001). “Keterampilan Bertanya

dalam Pembelajaran IPA.” dalam

Handout Bahan Pelantikan Guru-Guru

IPA SLTP Se-Kota Bandung di PPG IPA.

Jakarta: Depdiknas.

Sanders, R. A. (2013). Adolescent

Psychosocial, Social, and Cognitive

Development. Pediatrics in Review,

34(8), 354–359. doi:10.1542/pir.34-8-

354.

Santrock, J. W. (2016). Adolescence (16th ed.).

UK: McGraw-Hill Education.

Shayer, M (1999). Cognitive Acceleration

Through Science Education II: its

effects and scope. International Journal

on Science Education, Vol 21, 883-902.

Siregar, A.D. (2006). Motivasi Berprestasi

Mahasiswa Ditinjau dari Pola Asuh.

Skripsi. USU Repository.

Siswoyo, D. (2007). Ilmu Pendidikan.

Yogyakarta: UNY Pers.

Smith, Wigboldus, & Dijksterhuis. (2008).

Abstract thinking increases one’s sense

25 Ningsih, E. Y., dkk. Pola Berpikir Abstrak pada Mahasiswa dalam Proses Akademik

of power. Journal of Experimental

Social Psychology. Volume 4, Issue 2,

March 2008, Pages 378-385.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta. Winkel. (1991).

Psikologi Pengajaran. Jakarta:

Gramedia

Published

2024-07-06