Pola Berpikir Abstrak pada Mahasiswa dalam Proses Akademik
DOI:
https://doi.org/10.51353/inquiry.v15i01.928Keywords:
Berpikir abstrak, proses pembelajaran, mahasiswaAbstract
Peneliti ingin mengetahui pola berpikir abstrak pada mahasiswa terkait dengan prosespembelajaran, dimana berpikir abstrak berkaitan erat dengan perencanaan jangka panjang yangmemerlukan komponen rinci serta aspek konsekuensi dan evaluasi jika diperlukan. Kemampuanberpikir abstrak tergambar dari kemampuan seseorang dalam menilai dan bertindak tidak hanyasecara fungsional, misalnya kursi tidak hanya dinilai sebagai tempat duduk, tetapi dalam suatusituasi, kursi juga dapat menjadi pijakan untuk memungut benda-benda tinggi. Prosespembelajaran adalah suatu proses dimana terdapat kegiatan interaksi antara dosen dan mahasiswaserta komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi pendidikan untuk mencapai tujuanpembelajaran. Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif berusia 18-25 tahun.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknikpengumpulan data melalui pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) dengan 15 responden. Hasilpenelitian melalui analisis tematik menunjukkan pemikiran abstrak dalam proses belajarditunjukkan mahasiswa dengan idealisme mengenai kualitas mahasiswa, berpikir antisipatifmengenai manfaat belajar untuk masa depan mereka, serta memaknai proses belajar sebagaitahapan yang kompleks, bukan hanya sekedar mendengarkan ceramah, dan memahami sistempendukung eksternal dalam menunjang hasil pembelajaran.References
Asseri, M. M. Y. (2020). Abstract Thinking of
Practicum Students at Najran
University in Light of Piaget's Theory
and Its Relation to Their Academic
Level.
Bafadal. (2005). Pengelolaan Perpustakaan
Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Boyatzis, R. E. (1998). Transforming
qualitative information: Thematic
analysis and code development. Sage
Publications, Inc.
Dahar. (1996). Teori-Teori Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Darwish, A. H. (2014). The abstract thinking
levels of the science-education students
in Gaza universities. Asia-Pacific Forum
on Science Learning and Teaching,
Volume 15, Issue 2, Article 1, p.1.
Djamarah, S. B., dan Zain, A. (2013). Strategi
Belajar Mengajar. Cetakan Ke- 5.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dumontheil I. (2014). Development of
abstract thinking during childhood and
adolescence: the role of rostrolateral
prefrontal cortex. Developmental
cognitive neuroscience, 10, 57–76.
https://doi.org/10.1016/j.dcn.2014.07
.009
Dunn, A. (2006). Assessing the Validity and
Reliability of a Piagetian based Paper-
Pencil Test. Unp
Ginsburg, H.; and Opper, S. (1988). Piaget's
Theory of Intellectual Development,
Prentice-Hall: London: UK.
Herdiansyah, H. (2015). Metodologi Penelitian
Kualitatif untuk Ilmu Psikologi. Jakarta:
Salemba Humanika.
Gunarsa, S. G. Y. (2011). Perkembangan anak
dan remaja. Jakarta: PT. Libri.
Hartaji, R. D. A. (2012). Motivasi berprestasi
pada mahasiswa yang berkuliah
dengan jurusan pilihan orang tua.
Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas
Gunadarma.
Huitt, W. G., Monetti, D.M., dan Hummel, J.H.
(2009). Direct Approach to Instruction.
Instructional-Design Theories and
Models: Building a Common Knowledge
Base, Volume III. (ed) Charles M.
Reigeluth dan Alison A. Carr-Chellman.
New York: Taylor and Francis,
INQUIRY Jurnal Ilmiah Psikologi Vol.15 No.1 Juli 2024 hlm 14-26 26
Publisher.
Hafizhuddin, M. I. (2019). Hubungan antara
Self Disclosure melalui Status WA dan
Kualitas Hidup pada Mahasiswa di
Universitas Muhammadiyah Surabaya
(Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surabaya).
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI). [Online]
Available at: http://kbbi.web.id/pusat,
[Diakses 24 Juli 2023].
Nasution, S. (1998). Berbagai Pendekatan
dalam Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Nugraha, M. (2018). Manajemen kelas dalam
meningkatkan proses pembelajaran.
Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen
Pendidikan, 4(01), 27-44.
Polkinghorne, D.E. (1989). Pheomenological
Research Methods. In: Valle, R.S. and
Halling, S. Eds., Existential-
Phenomenological Perspectives in
Psychology: Exploring the Breadth of
Human Experience, Plenum Press, New
York, 41-60. https://doi.org/
10.1007/978-1-4615-6989-3_3
Roberts, P. (2010). Abstract thinking: a
predictor of modelling ability,
http://www.cs.colostate.edu/models0
9/edu Papers/1_RobertsnFinal.pdf.
Rustaman. (2001). “Keterampilan Bertanya
dalam Pembelajaran IPA.” dalam
Handout Bahan Pelantikan Guru-Guru
IPA SLTP Se-Kota Bandung di PPG IPA.
Jakarta: Depdiknas.
Sanders, R. A. (2013). Adolescent
Psychosocial, Social, and Cognitive
Development. Pediatrics in Review,
34(8), 354–359. doi:10.1542/pir.34-8-
354.
Santrock, J. W. (2016). Adolescence (16th ed.).
UK: McGraw-Hill Education.
Shayer, M (1999). Cognitive Acceleration
Through Science Education II: its
effects and scope. International Journal
on Science Education, Vol 21, 883-902.
Siregar, A.D. (2006). Motivasi Berprestasi
Mahasiswa Ditinjau dari Pola Asuh.
Skripsi. USU Repository.
Siswoyo, D. (2007). Ilmu Pendidikan.
Yogyakarta: UNY Pers.
Smith, Wigboldus, & Dijksterhuis. (2008).
Abstract thinking increases one’s sense
25 Ningsih, E. Y., dkk. Pola Berpikir Abstrak pada Mahasiswa dalam Proses Akademik
of power. Journal of Experimental
Social Psychology. Volume 4, Issue 2,
March 2008, Pages 378-385.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta. Winkel. (1991).
Psikologi Pengajaran. Jakarta:
Gramedia
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Elis Ningsih

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.



