GAMBARAN PERSEPSI GURU BIMBINGAN KONSELING LULUSAN PENDIDIKAN STRATA SATU BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KOMPETENSI DALAM BERPERAN SEBAGAI GURU BK DI JAKARTA SELATAN

Authors

  • Rini Ariani Universitas Atma Jaya
  • Theresia Indira Shanti Universitas Atma Jaya

DOI:

https://doi.org/10.51353/inquiry.v11i2.244

Abstract

Guru Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan guru yang berwenang dalam memberikan bantuan psikologis terhadap siswa secara ilmiah dan profesional di sekolah. Namun peran yang ditampilkan guru BK saat ini tampak belum maksimal kerena masih ditemukannya berbagai keluhan mengenai kompetensi yang ditampilkan guru BK baik dari pimpinan sekolah, guru BK sendiri, maupun dari siswa yang menerima layanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami gambaran persepsi guru BK lulusan pendidikan strata satu Bimbingan Konseling terhadap kompetensi dalam berperan sebagai guru BK yang bekerja di Kota Jakarta Selatan.Penelitian ini berupa deskriptif dengan metode kombinasi (mixed methods) tipe explanatory design. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan pengisian kuesioner yang disusun peneliti untuk memperoleh data numerik.  Terdapat satu kuesioner yang digunakan yaitu persepsi terhadap kompetensi guru BK (91 item, α=0.986). Teknik sampling incidental digunakan saat pengumpulan data kuantitatif terhadap 100 orang guru BK dan teknik homogeneous sampling saat pengumpulan data kualitatif terhadap 3 orang dari perwakilan kategori.Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya guru BK mempersepsikan bahwa kompetensi yang dimilikinya berada pada taraf sedang dalam berperan sebagai guru BK di Jakarta Selatan. Hasil analisis data primer berupa pengolahan deskriptif didapatkan hasil bahwa terdapat satu sub domain dari area pengetahuan dan lima sub domain dari area keterampilan yang masih membutuhkan penguatan berupa pelatihan. Data kualitatif menunjukkan hal yang serupa. Hal ini berarti bahwa guru BK masih memiliki pandangan bahwa kompetensi yang dimilikinya masih berada ditaraf cukup, namun masih membutuhkan berbagai pengembangan untuk memaksimalkan kualitas pemberian layanan bimbingan konseling di sekolah.

References

Aulia, L. (2013). Sekolah kekurangan 92.572 guru konseling. diakses pada 17 Februari 2019 dari https://edukasi.kompas.com/read/2013/01/23/11190821/Sekolah.Kekurangan. 92.572.Guru.Konseling

Cresswell, J. W. (2014). Research design qualitative, quantitative and mixed methods approaches. Thousand Oaks: CA Sage.

Cresswell, J. W. (2012). Educational research planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research. New Jersey: Pearson Education.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Permendiknas nomor 27 tahun 2008 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor. Jakarta : Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. (2014). Permendiknas nomor 111 tahun 2014 tentang bimbingan konseling pada pendidikan dasar dan menengah. Jakarta : Depdiknas.

Hanurawan, F. (2012). Psikologi sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Heriyanti. (2013). Program pelatihan bimbingan konseling untuk meningkatkan kompetensi profesional konselor di sekolah. Tesis. SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hutapea, P. & Thoha, N. (2008). Kompetensi plus. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Komalasari, G., Wahyuni, E., dan Karsih. (2011). Teori dan teknik konseling. Jakarta: Indeks.

Mutiara, P. (2016). Program guru pembelajar tingkatkan kompetensi. diakses pada 1 Februari 2019 dari http://mediaindonesia.com/read/detail/46588-program-guru-pembelajar-tingkatkan-kompetensi

Nasution, N. B., Nasrun, Simarmata, F. S. (2013). Pengaruh persepsi terhadap kualitas personal konselor dengan pemanfaatan program konseling sekolah pada siswa SMAN di Kota Medan. Research Report. Jurusan Bimbingan dan Konseling Unimed, Medan.

Nazir, M. (2013). Metode penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Poerwandari, E.K. (2013). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia. Depok: LPSP3 UI.

Prayitno dan Amti, E. (2009). Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Salahudin, A. (2010). Bimbingan dan konseling. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Santrock, J. W. (2011). Life span development. New York: McGraw Hill.

Stella, S. (2012). Lifelong learning : Education and training. Nigeria: Nigerian Institution of Surveyors.

Sukardi, K.D. (2008). Pengantar pelaksanaan program konseling bimbingan dan konseling di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukitman, T. (2015). Bimbingan konseling berbasis pendidikan karakter. Yogyakarta: Diva Press.

Suparlan. (2008). Menjadi guru yang efektif. Yogjakarta: Hikayat Publishing.

Winarsunu, T. (2012). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang: UMM Press.

Zarirah, Intan, M. RL., dan Herdi. (2014). Kompetensi teknologi pada guru BK. diakses pada 17 Februari 2019 dari http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/insight/article/download/2361/1814/

Downloads

Published

2020-12-01

Issue

Section

Articles