GAMBARAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA DI DUSUN KRASAK YANG TIDAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN FORMAL

Authors

  • Sita Angelia Satya Wacana Christian University
  • Rudangta Arianti Satya Wacana Christian University

DOI:

https://doi.org/10.51353/inquiry.v12i02.353

Keywords:

psychological well-being, remaja, kejar paket C, Dusun Krasak

Abstract

Tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang memengaruhi psychological well-being, namun masih banyak remaja di Dusun Krasak yang tidak melanjutkan pendidikannya secara formal. Mereka memilih mengikuti kejar paket C. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran psychological well-being remaja di Dusun Krasak yang tidak melanjutkan pendidikan formal dengan menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus. Partisipan penelitian ini terdiri dari 2 orang remaja berusia 16 dan 18 tahun yang tidak melanjutkan pendidikan formal. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan partisipan tidak melanjutkan pendidikan formal karena dipengaruhi oleh faktor reaksi emosional. Hal tersebut membuat kedua partisipan memilih bekerja dan mengikuti kejar paket C. Terdapat rasa penyesalan dari kedua partisipan karena tidak melanjutkan pendidikan formal. Selain itu, kedua partisipan mengungkapkan hal positif dan negatif yang dirasakan saat bekerja maupun mengikuti kejar paket. Keduanya sempat memiliki hubungan yang tidak baik dengan orang lain, yaitu P1 dengan orang tua dan P2 dengan teman. Kemudian, dalam hal otonomi kedua partisipan cenderung mengikuti orang lain dalam menentukan keputusannya, seperti teman dan orang tua. Dalam hal penguasaan lingkungan, kedua partisipan mengungkapkan kesulitan selama bekerja. Pengembangan diri partisipan terlihat dari adanya potensi yang dikembangkan dari keduanya, tetapi P2 sempat terlibat dalam perilaku negatif dengan meminum minuman beralkohol.

Author Biography

Sita Angelia, Satya Wacana Christian University

Psychology Department

References

Albin, R. S. (1992). Emosi, Bagaimana Mengenal, Menerima dan Mengarahkannya. Kanisius.

Ambarwati, K. D. (2010). Setelah Putus Sekolah Aku Bekerja: Tinjauan Fenomenologi tentang Pengalaman Remaja yang Memutuskan Tidak Melanjutkan Sekolah dan Memilih Bekerja. Psiko Wacana, 9(1), 2.

Areta, J. I., & Cockle, K. L. (2012). A theoretical framework for understanding the ecology and conservation of bamboo-specialist birds. Journal of Ornithology, 153(1), 163–170.

Hurlock Elizabeth, B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Lenaini, I. (2021). Teknik pengambilan sampel purposive dan snowball sampling. Historis: Jurnal Kajian, Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan Sejarah, 6(1), 33–39.

Meadows, S. O., Brown, J. S., & Elder, G. H. (2006). Depressive symptoms, stress, and support: Gendered trajectories from adolescence to young adulthood. Journal of Youth and Adolescence, 35(1), 89–99.

Morton, M. H., & Montgomery, P. (2013). Youth empowerment programs for improving adolescents’ self-efficacy and self-esteem: A systematic review. Research on Social Work Practice, 23(1), 22–33.

Nugrahani, F., & Hum, M. (2014). Metode penelitian kualitatif. Solo: Cakra Books, 1(1).

Prajitno, E. D. (2015). Hubungan psychological well being dengan prestasi akademis pada mahasiswa fakultas psikologi universitas kristen satya wacana (Doctoral dissertation).

Rahardjo, M. (2017). Studi kasus dalam penelitian kualitatif: konsep dan prosedurnya.

Ryff, C. D. (1989). Happiness is everything, or is it? Explorations on the meaning of psychological well-being. Journal of Personality and Social Psychology, 57(6), 1069.

Ryff, C. D. (2014). Psychological well-being revisited: Advances in the science and practice of eudaimonia. Psychotherapy and Psychosomatics, 83(1), 10–28.

Ryff, C. D., & Singer, B. (1996). Psychological well-being: Meaning, measurement, and implications for psychotherapy research. Psychotherapy and Psychosomatics, 65(1), 14–23.

Santrock, J. W. (2007). Remaja, edisi 11, jilid 1. Erlangga.

Senjawati, R. A., & Fakhruddin, F. (2017). Motivasi warga belajar dalam mengikuti pendidikan kesetaraan program kelompok belajar paket C di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat tunas bangsa brebes. Journal of Nonformal Education, 3(1), 40–46.

Susanti, S. (2013). Hubungan harga diri dan psychological well-being pada wanita lajang ditinjau dari bidang pekerjaan. Calyptra, 1(1), 1–8.

Wade, C., & Tavris, C. (2007). Psikologi edisi kesembilan jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Wahyuningsih, Y. E. (2016). Program youth discovery untuk peningkatan psychological well-being mahasiswa. Universitas Pendidikan Indonesia.

Zeelenberg, M., & Pieters, R. (2007). A theory of regret regulation 1.0. Journal of Consumer Psychology, 17(1), 3–18.

Downloads

Published

2022-07-22

Issue

Section

Articles