GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PRIA DEWASA AWAL YANG MENGALAMI FATHERLESS AKIBAT PERCERAIAN

Authors

  • Ria Nur Iskandar Universitas Paramadina
  • Fatchiah E. Kertamuda

DOI:

https://doi.org/10.51353/inquiry.v14i02.585

Abstract

Fenomena fatherless di Indonesia ada namun tidak disadari. Indonesia dinobatkan sebagai salah satu negara yang paling “yatim” di dunia, hal ini bukan berdasarkan besarnya jumlah anak yatim di Indonesia melainkan minimnya pengetahuan ayah tentang membesarkan anak, sehingga anak mengalami ketiadaan ayah secara psikologis. Fenomena fatherless menjadi isu yang serius mengingat dampak psikologis yang terjadi pada anak salah satunya yaitu masalah perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran konsep diri pada pria dewasa awal fatherless akibat perceraian. Metode penelitian ini adalah metode kualitatif studi kasus. Subjek penelitian ialah seorang laki-laki dewasa awal berusia 22 tahun dan 3 orang informan. Teknik sampling yang digunakan yaitu non-probability sampling dengan jenis purposeful sampling. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan subjek memiliki dua pandangan diri yaitu pandangan positif dan pandangan negatif, subjek mampu menerima keadaan fatherless, dan berorientasi pada masa depan. Faktor yang membentuk konsep diri subjek saat ini yaitu peran ibu, lingkungan pertemanan, pengalaman dan kesadaran subjek atas dirinya sendiri.

References

Agustiani, Hendriati. (2006). Psikologi perkembangan: pendekatan ekologi kaitannya dengan konsep diri dan penyesuaian diri pada remaja. Bandung: Refika Aditama.

Azizah, Nora. (2020). Peran Besar Ayah dalam Pengasuhan Anak. Melalui: https://republika.co.id/berita/qgfqkj463/peran-besar-Ayah-dalam-pengasuhan-anak. [diakses pada 23 Januari 2021].

Bomo. (2016). Why we should all care about the fatherless daughter syndrome. Melalui: https://medium.com/@andreabomo/why-we-should-all-care-about-the-fatherless-daughter-syndrome-5fe527e22cc5. [diakses pada 29 April 2021].

Capriano, D. (2019). Dinamika penerimaan diri pada perempuan dewasa awal fatherless yang ditinggalkan ayah sejak usia dini. Skripsi: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Culp, R.E., Schadle, S., Robinson, L. & Culp, A.M. (2000). Relationships Among Paternal Involvement And Childern’s Perceived Self-Competence Competence And Behavioral Problems. Journal of Child and Family Studies. 9 (1), 27-38.

Farida., Dian., Karyono. (2011). Peran ayah dalam pengasuhan anak. Jurnal Psikologi Undip. 9(1).

Ghufron, M., Risnawati, Rini. (2010). Teori-teori psikologi. Yogyakarta: Ar-ruzz Madia. Grogan, S. (2006). Body image and health contemporary perspectives. Health Psychology Journal. 11(4), 523-530.

Herdiansyah, H. (2015). Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu psikologi. Jakarta: Salemba Humanika.

Hidayatul Isnaini. (2019). Orientasi masa depan korban broken home dalam mewujudkan karir. pada anggota komunitas osac (organisasi street art cilacap). Skripsi Thesis: Iain Purwokerto.

Hurlock, E. B. (2011). Psikologi Perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Indryawati, R. (2006). Pengaruh pola asuh orang tua terhadap perilaku homoseksual. Skripsi: Universitas Gunadarma.

Kimani., & Kombo. (2010). Challenges facing nuclear families with absent fathers in gatundu north district, central kenya. the african symposium. 10(2): 11-25.

Kreasih, Nina. (2019). Renungan: anak belitung tiada bapak tiada umak. dspppa.belitung.go.id/renungan-anak-belitung-tiada-bapak-tiada-umak. [diakses pada 24 Mei 2021].

Lerner, H. (2011). Losing a father too early. Dipublikasikan pada 27 November 2011 oleh Harriet Lerner dalam The Dance of Connection.

Lucy. (2015). Konsep diri remaja keluarga broken home. Skripsi: Universitas Telkom. Manzilati, A. (2017). Metodologi penelitian kualitatif. Malang: UB Press.

Monks, F.J, Knoers, A.M.P, Haditono, S.R. (2002). Psikologi perkembangan: pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nanang., Herni., Ice. (2019). Persepsi gay terhadap penyebab homoseksual. Jurnal Keperawatan Jiwa. 7(1).

Nurhayani. (2020). Eksistensi peran ayah dalam menyiapkan generasi muslim yang shaleh. Al-fatih: Jurnal Pendidikan dan Keislaman. 3(1).

Reza, Rachmat. (2019). Our father(less) story: potret 12 fatherless Indonesia. Bandung: Penerbit Dian Cipta.

Santrock, J. W. (2003). Life-span development (12th ed). New York: McGraw Hill.

Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan r&d. Bandung: Alfabeta.

Sumengkar, Gladys. (2016). Strategi coping remaja yang mengalami fatherless. Undergraduate Thesis: Widya Mandala Catholic University Surabaya.

Sundari, A.R; & Herdajani, F. (2013). Dampak fatherless terhadap perkembangan psikologi anak. Prosiding Seminar Nasional Parenting. Hal: 256-271

Downloads

Published

2024-03-30

Issue

Section

Articles