Menjadi Perempuan dalam Jaringan Gerakan Radikal : Sebuah Pengalaman Tentang Konstruksi Sosial, Agensi dan Paradigma Eksistensial vs Komunal
DOI:
https://doi.org/10.51353/axeqf949Keywords:
Kontraksi Identitas Perempuan, Agensi dan Dominasi Ideologis, RadikalAbstract
Artikel ini, bertujuan untuk menjelaskan status peran perempuan dalam aktivitas ekstremisme dan partisipasinya dalam aksi kekerasan dan gerakan jaringan radikal. Di beberapa masyarakat, peran perempuan tidak terlalu terlihat di ruang publik. Identitas mereka sering diabaikan. Begitu kuatnya relasi kekuasaan membuat peran mereka dalam masyarakat berbeda-beda. Ketika dominasi laki-laki kuat, maka peran perempuan dalam masyarakat berubah di banyak bidang aspek kehidupan. Masyarakat yang mengkonstruksi perempuan menciptakan sterotip ganda. Pertama, perempuan lemah dan tidak berdaya. Jadi ada kekuatan penyeimbangnya yaitu laki-laki. Kedua, di beberapa lapisan masyarakat, perempuan termasuk dalam kelas sosial bawah (working class atau lower class), sedangkan laki-laki termasuk dalam kelas atas (upper class atau elite class). Ketika perempuan pemberani dan heroik muncul di ruang publik, definisi-definisi yang sudah mapan pun hilang dari kontruksi sosial. Mereka berani melawan ketidakadilan dalam masyarakat dan mereka bisa mandiri baik untuk keluarga maupun untuk dirinya. Peran mereka tidak hanya sekedar sebagai institusi sosial, tetapi mereka berperan penting dalam perubahan sosial yang terjadi. Ketika perempuan melakukan aktivitas ekstrem dalam jaringan radikal, maka masyarakat semakin melihat sisi gelap yang tidak pernah berhenti, terutama di dunia komunitas Muslim. Aktivitas jihad dan penanaman ideologi kekerasan telah menjadi fobia bagi masyarakat. Berbagai permasalahan terkait hal ini menjadi topik diskusi yang menarik di lembaga akademisi dan lembaga penelitian tentang fenomena a radikalisme dalam agama Islam. Tulisan ini, sebagian besar dari berbagai literatur pustaka didukung oleh temuan dari hasil wawancara beberapa perempuan sebagai sumber primer melaluli media WhatsApp. Menganalisis cara pandang para perempuan menanggapi masalah ini, dapat dilihat pada bagian pembahasan akhir di artikel ini.References
Azra, Azyumardi. (1999). Islam Reformis: Dinamika Intelektual dan Gerakan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Artha, Gratia W. (2020). Akar Radikalisme Di Indonesia: Sebuah Tinjauan Sosial, Budaya, dan Politik”. Semarang: Penerbit Lawwana.
Barker, Chris. (2014). Kamus Kajian Budaya. Yogyakarta: Penerbit PT Kanisius.
Barker, Chris. (2002). Cultural Studies, Theory and Practice. London: Sage Publication. (Merujuk pada Carby 1984 & hooks 1992 yang dikutip dalam buku ini).
Creswell, John W. 2014. Research Design: Qualitative and Quantitative Approach. Oslo: Sage Publication
Geertz, Clifford. (1973). The Interpretation of Cultures. New York: Basic Books.
Haramain, M., dkk. (2019, 1-4 Oktober). Contestation of Islamic Radicalism in Online Media: A Study with Foucault’s Theory on Power Relation. Journal AICIS 2019. Jakarta, Indonesia.
Herdi Sahrasad & Al Chaidar. (2017). Fundamentalitasme, Radikalisme & Terorisme, Perspektif ata Agama, Masyarakat dan Negara. Jakarta: Freedom Foundation & Center For Strategic Studies-University of Indonesia (CSS-UI).
https://id.wikipedia.org/wiki/Baiat. (n.d.). Diakses 26 Juni 2024, pukul 08:07 AM.
IPAC. (n.d.). Report No. 39 [Format sumber tidak jelas, diasumsikan sebagai laporan dari IPAC].
Jati, Wasisto Raharjo. (2013). Radicalism In The Perspective Of Islamic-Populism Trajectory Of Political Islam In Indonesia. Journal Of Indonesian Islam, 7(2).
Lih. (n.d.). The RAND Corporation is a nonprofit institution that helps improve policy and decisionmaking through research and analysis. [Sumber tidak jelas; diasumsikan kutipan dari laman web RAND]. Diakses dari www.rand.org.
Neuman, W. L. 2014. Metodologi Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (7th ed). Indeks.
Peter Beilharz (Ed.). (2016). Teori-teori sosial, Observasi Kritis Terhadap para Filosofis Terkemuka. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
South East Asia Research. (2002, Juli). Genealogies of Islamic Radicalism in Post-Suharto Indonesia. (Artikel yang ditulis oleh Martin van Bruinessen).
The Radicalisation Of Indonesian Women Workers In Hong Kong. (2017, 26 Juli). [Sumber tidak jelas, diasumsikan sebagai Laporan/Artikel/Berita].
Van Bruinessen, Martin. (2002, Juli). Genealogies of Islamic Radicalism in Post-Suharto Indonesia. South East Asia Research.
Wawancara (UD). (2024, 26 Juni). Pukul 16:00 PM.
Wawancara (IY). (2024, 25 Juni). Pukul 10:30 AM.
Wawancara (NV). (2024, 25 Juni). Pukul 10:07 AM.
Wawancara (YN). (2024, 25 Juni). Pukul 11:08 AM.
Wildan, M. (2024). Paper perkuliahan matakuliah Agama dan Radikalisme (PowerPoint/PPT).
ICG Asia Briefing. (2001, 10 Oktober). Indonesia: Violence and Radical Muslims. (Dicatat sebagai referensi pertama untuk seri okasional Jurnal Al-Qaeda In Southeast Asia:The Case Of The “Ngruki Network” In Indonesia).
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Valensius Ngardi, Gratia Wing Artha

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


