Diskursus “Insan Kamil” Perspektif Avicenna: Peran Kekuatan Jiwa Mencapai Kesempurnaan

Authors

  • Arba’iyah yusuf

DOI:

https://doi.org/10.51353/jpb.v2i1.662

Abstract

Insan kamil merupakan posisi tertinggi manusia yang setiap hamba Allahberhak berupaya mencapainya bahkan mencapainya. Penelitian pustakatentang diskursus insan kamil perspektif Avicenna memberikan gambaranbahwa manusia dengan kekuatan sebagai potensi yang diberikan Allahmemiliki kesempatan mencapai derajat sebagai insan kamil. Kekuatan sebagaipotensi itu hanya dimiliki manusia sebagai rational soul. Empat level intellectyang bisa dicapai manusia yaitu potential (material) intellect, intellect in habitu,intellect in actu, dan acquired intellect. Dalam perspektif ini insan kamil adalahyang mencapai level acquired intellect. Selain itu dari perspektif tasawuf,Avicenna membagi level manusia menjadi tiga tingkatan yaitu ‘abid, zahid, dan, ‘arif. Dalam perspektif ini insan kamil adalah seseorang yang mencapai posisi‘arif. Dua posisi (acquired intellect dan ‘arif) ini ada pada diri nabi, sufi, danfilosof. Nabi adalah pribadi yang tertinggi karena nabi memiliki revelationintellect yang tidak dimiliki oleh siapapun. Secara spesifik, kekuatan-kekuatanjiwa insan kamil berperan secara maksimal hingga level acquired intellect.

Downloads

Published

2023-01-24

How to Cite

yusuf, A. (2023). Diskursus “Insan Kamil” Perspektif Avicenna: Peran Kekuatan Jiwa Mencapai Kesempurnaan. Jurnal Peradaban, 2(1). https://doi.org/10.51353/jpb.v2i1.662